PERSEBARAN FLORA DI INDONESIA DAN DUNIA
BAB I
PENDAHULUAN
A) Latar
Belakang
Keanekaragaman flora dan fauna di
suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan
yang hanya dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah
hujan dan sinar matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin
dan lembab. Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang menetap, memiliki dinding sel
yang terdiri atas selulosa dan sumber bahan makanan dari gas dan air, melalui
bantuan klorofil dalam cahaya. Tumbuhan di permukaan bumi sebagai obyek kajian
bagi ahli geografi tumbuhan.
Proses migrasi pada tumbuhan di
pengaruhi faktor kemampuanya berevolusi, kemampuanya dalam menyesuaiakan
dirinya untuk mempertahankan hidupnya, melakukan persebaran untuk tumbuh dan
hidup seperti spora yang terbang di tiup angin dan sifat yang dimiliki
kosolitnes mempunyai kemampuan menyebar secara luas. Iklim berpengaruh secara
langsung atau tidak langsung terhadap penyebaran flora. Dukungan kondisi suatu
wilayah terhadap keberadaan flora berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan
faktor non fisik (biotik).Yang termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim
(suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk
faktor non fisik (biotik) adalah manusia dan hewan.
B)
Rumusan Masalah
Menurut latar belakang di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah
sebagai berikut.
1.
Bagaimana persebaran flora di Indonesia?
2.
Bagaimana persebaran flora di Dunia?
3.
Faktor apa saja yang mempengaruhi penyebaran flora?
BAB II
PEMBAHASAN
A) Persebaran Flora
di Indonesia.
Dunia tumbuhan selalu mengalami
proses perubahan, perkembangan dan penyebaran. Perubahan, perkembangan dan
penyebaran tumbuhan di muka bumi ini “seirama” dengan perubahan dan
perkembangan faktor intern dan ekstern. Faktor-faktor biologik sebagai faktor
dalam (intern) meliputi perkawinan silang, mutasi, dan modifikasi genetika dari
tumbuhan tersebut Faktor geografik sebagai faktor loaf (ekstern) meliputi
perubahan iklim, tanah, aktivitas vulkan, dan kerak bumi (Arditama: 2002).
Secara garis besar penyebaran tumbuhan di muka bumi ini dapat digolongkan
menjadi delapan kelompok yaitu berdaun lebar hijau sepanjang tahun, berdaun
lebar disertai masa gugur daun, berdaun jarum hijau sepanjang tahun,
rerumputan, bangsa lumut, campuran tumbuhan berdaun lebar dan jarum hijau
sepanjang tahun, berdaun jarum mengalami musim gugur, dan campuran tumbuhan
berdaun lebar hijau sepanjang tahun dan masa gugur daun. Flora di Indonesia
sangatlah banyak. Hal ini pasti dipengaruhi oleh berbagai faktor yang mendukung
persebaran tersebut. Diantaranya adalah tinggi rendah dari permukaan laut,
jenis tanah, jenis hutan, iklim, pengaruh manusia, keadaan air dan lain-lain.
Flora daerah Indonesia bagian barat memiliki banyak kesamaan dengan Benua Asia,
karena daerah ini pernah bersatu dengan daratan Asia, sehingga disebut sebagai
flora Asiatis. Menurut McNaughton, S.J. dan Larry L (1998: 58) Flora Indonesia
bagian barat terdiri dari sebagai berikut.
1) Hutan hujan
tropik yang ditandai oleh rimba belantara dengan tumbuhan yang beraneka ragam.
Hutan hujan tropik yang masih lengkap memiliki ciri – ciri berdaun lebar, pohon
tinggi besar, belukar – belukar tropik, serta cendawan. Wilayah ini terdapat di
Sumatra, Jawa dan Kalimantan.
2) Hutan musim
yang merupakan daerah yang ditumbuhi flora yang menggugurkan daunnya di musim
kemarau. Wilayah ini terdapat di wilayah utara Jawa.
3) Hutan bakau
yang merupakan daerah yang terdiri dari flora khas pantai, seperti rumbia,
nipah dan bakau.
4) Sabana
tropik yang merupakan padang rumput yang diselingi pohon tegakan tinggi. Sabana
tropik ini dapat ditemui di Gayo, wilayah timur Jawa Timur, dan Bali. Wilayah ini memiliki berbagai jenis
vegetasi, antara lain sebagai berikut.
a) Sabana
tropik yang berada di Nusa Tenggara Barat.
b) Steppa yang
merupakan padang rumput yang diselingi pohon tegakan tinggi. Steppa banyak terdapat di Nusa Tenggara Timur.
c) Hutan bakau
yang terdiri dari nipah dan bakau.
d) Hutan
pegunungan yang terdiri dari cemara dan pinus.
Wilayah ini memiliki berbagai flora
yang disebut sebagai flora Asustralis, karena kesamaan flora antara wilayah
Indonesia bagian timur dengan Australia. Kesamaan tersebut karena daratan ini
pernah bersatu dengan daratan Australia. Flora bagian timur ini banyak terdapat
di Papua. Jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropik, hutan pegunungan, dll.
Persebaran flora di Indonesia
terbentuk karena adanya peristiwa geologis yang terjadi pada jutaan tahun yang
lalu, yaitu pada masa pencairan es (zaman glasial). Pada saat itu terjadi
pencairan es secara besar-besaran yang menyebabkan naiknya permukaan air laut
di bumi, hal ini menyebabkan beberapa wilayah yang dangkal kemudian menjadi
tenggelam oleh air laut dan membentuk wilayah perairan yang baru.
Beberapa wilayah perairan baru di
sekitar Indonesia yang terbentuk pada masa berakhirnya zaman glasial itu adalah
Laut Jawa yang terdapat di daerah Dangkalan Sunda dan Laut Arafuru yang
terdapat di daerah Dangkalan Sahul. Terbentuknya perairan baru di daerah
dangkalan tersebut menyebakan flora yang semula dapat dengan bebas bermigrasi
akhirnya terhambat oleh perubahan kondisi geologis. Jenis tumbuhan yang
tersebar di wilayah Indonesia meliputi hutan tropis, hutan musim, hutan pegunungan, hutan bakau dan sabana
tropis. Persebaran flora di wilayah Indonesia itu sendiri terbagi ke dalam 4
kelompok besar wilayah flora Indonesia, yaitu :
1) Wilayah
Flora Sumatra-Kalimantan
Tersebar di pulau Sumatra dan
Kalimantan serta pulau-pulau kecil di sekitarnya (Nias, Enggano, Bangka,
Belitung, Kep. Riau, Natuna, Batam, Buton dll). Contoh flora khas yang tumbuh
adalah Bunga Bangkai (Raflesia Arnoldi)
2) Wilayah
Flora Jawa-bali
Tersebar di pulau Jawa, Madura, Bali
dan kepulauan-kepulauan kecil disekitarnya (Kepulauan Seribu, Kep.
Karimunjawa). Contoh flora khas yang tumbuh adalah pohon Burohal (Kepel)
3) Wilayah Flora
Kepulauan Wallacea
Tersebar di pulau Sulawesi, Timor,
Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara. Contoh flora yang tumbuh adalah pohon Sagu.
4) Wilayah
Flora Papua
Meliputi wilayah pulau Papua dan
pulau-pulau kecil di sekitarnya. Contoh Flora Khas tumbuh adalah Eucalyptus,
sama dengan jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah Queensland Australia Utara.
Apabila dilihat melalui ruang
lingkup dunia maka persebaran tumbuhan dibagi menjadi beberapa wilayah
penyebaran, yaitu:
1) Wilayah
Oriental
Untuk daerah oriental, daerah
penyebaran biotiknya meliputi daerah Asia bagian selatan pegunungan Himalaya,
India, Sri Langka, Semenanjung Melayu, Sumatera, Jawa, Kalirnantan, Sulawesi,
dan Filipina. Flora yang ada misalnya: Bunga Bangkai
2) Wilayah
Australian
Wilayah ini mencakup kawasan
Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku, pulau-pulau di sekitarnya, dan
kepulauan di Samudera Pasifik. Contohnyan adalh: Eukaliptus.
B)
Persebaran
Flora Di Dunia
Pada tahun 1889 C. Hart Meeriem
dalam Anonim (2011) seorang peneliti biologi alam berpendapat bahwa tipe
tumbuhan pada suatu daerah di pengaruhi oleh temperature. Kemudian dapat di
buktikan adanya faktor kelembaban ternyata lebih berperan daripada faktor
temperature. Curah hujan yang tinggi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan
tanaman besar. Sebaliknya, semakin kita bergerak ke daerah dengan curah hujan
rendah tumbuhan akan didominasi oleh tumbuhan kecil, padang rumput dan akhirnya
kaktus atau tanaman padang pasir.
Komunitas Flora secara umum di dunia dapat di bagi
menjadi tiga macam yaitu :
a. Hutan, tumbuhan utama berupa pohon-pohon besar
b. Padang rumput, tumbuhan utama adalah rumpaut
c. Gurun, tumbuhan utama dan kondisi iklimnya
Setiap jenis komunitas tumbuhan
tersebut, dibagi lagi menjadi beberapa jenis komunitas. Berikut macam komunitas
organism tumbuhan berdasarkan perubahan naik garis lintang yang berarti pula
penurunan temperaturnya) dalam pembagian mintakat (zona) temperature. Menurut
Rahayu (2014) pembagiannya sebagai berikut.
1) Hutan tropis
Di daerah hutan basah tropika
terdapat berates-ratus spesies tumbuhan, yang mungkin berbeda dengan yang lain.
Hutan-hutan basah tropika di seluruh dunia mempunyai persamaan. Sepanjang tahun
hutan cukup mendapatkan air dan keadaan alamnya memungkinkan terjaginya
pertumbuhan yang lama sehingga komunitas hutan tersebut kompleks. Misalnya,
terdapat di daerah tropika dan subtropika yang ada di Indonesia, daerah
Australia bagian utara, Papua, Afrika Tengah dan Amerika Tengah.
Pohon-pohon utama memiliki
ketinggian antara 20-40 meter dengan cabang-cabangnya yang berdaun lebat
sehingga membentuk suatu tudung yang mengakibatakan hutan menjadi gelap. Dasar
hutan selalu gelap, air hujan sulit mencapai dasar hutantersebut secara
langsung. Kelembaban selalu tinggi dan tetap dengan rata-rata 25 . Pada hutan
bawah tropika selain pepohonan yang tinggi, terdapat tumbuhan yang khas yaitu
liana dan epifit. Rotan adalah jenis liana, sedangkan anggrek adalah jenis
epifit.
2) Hutan gurun
Di daerah yang beriklim sedang,
selain terdapat banyak padang rumput dan kadang-kadang ada gurun, yang paling
khas adalah adanya hutan gugur, yang disebabkan oleh hal-hal berikut.
a) Curah hujan
merata sepanjang tahun antara 750-1000 mm per tahun serta adanya musim dingin
dan musim panas sehingga tumbuhan mengadakan penyesuaian yaitu dengan
menggugurkan daunnya menjelang musim dingin.
b) Musim yang
mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak musim gugur sampai musim
semi, tumbuhan yang menahun pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim matipada
musim dingin. Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat
berkecambah menjelang musim panas.
Perbedaan hutan gugur dan hutan
basah adalah dalam hal kepadatan jaraknya. Di hutan gugur, jarak antara
pohon-pohonya tidak terlalu padat dan jumlah spesiesnya sedikit, yaitu antara
10-20 spesies.
3) Taiga
Taiga adalah huatan pohon pinus yang
daunnya seperti jarum. Pohon-pohon yang terdapat di hutan taiga misalnya
konifera, terutam pohon picia, alder (alnus), birch(betula), dan juniper
(juniperus). Daerah ini merupakan bioma yang hanya terdiri dari satu spesies
pohon. Taiga kebanyakan terdapat di belahan bumi utara ( Siberia Utara, Rusia,
Ameriaka Tengah dan Utara), dengan masa pertumbuhan pada musim panas
berlangsung antara 3 sampai 6 bulan
4) Padang
Rumput
Daerah padang rumput ini terbentang
dari daerah tropika samapai ke daerah subtropika. Curah hujan pada umumnya
antara 250-500 mm per tahun. Hujan yang tidak teratur dan porositas yang rendah
mengakibatkan tumbuhan sulit untuk mengambil air. Tumbuhan yang dapat menyesuaikan
diri terhadap lingkungan seperti ini adalah rumput. Daerah padang rumput yang
relative basah, seperti yanf terdapat di Amerika Utara, rumputnya dapat
mencapai tiga meter, misalnya rumput-rumput bluestem dan Indian grasses.
Sedangkan daerah padang rumput yang kering mempunyai rumput yang pendek. Padang
rumput terdiri dari beberapa macam seperti berikut:
a) Tundra
terdapat di daerah bersuhu dingin bercurah hujaan rendah. Jenis tumbuhan yang
ada dalah rumput kerdil.
b) Praire (padang
rumput) terdapat di daerah dengan curah hujan yang berimbang bengan musim
panas. Rumput di praire lebih tinggi di bandingkan dengan rumput tundra.
c) Stepa
terdapat di derah dengan cuarah hujan tinggi. Daerah stepa umumnya terdiri dari
rumput-rumput pendek dan diselingi oleh semak belukar.
d) Sabana
berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan pohon-pohon tinggi.
Tumbuhan yang bias tahan hidup di daerah sabana adalah jenis tumbuhan yang
tahan terhadap kelembaban rendah.
5) Gurun
Daerah gurun banyak terdapat di
daerah tropis dan berbatasan dengan padang rumput. Keadaan alam dari padang
rumput kearah gurun biasanya makin jauh makin gersang. Curah hujan rendah yaitu
sekitar 250mm per tahun atau kurang.Hujan lebat jarang terjadi dan tidak
teratur. Pancaran matahari sangat terik dan terjadi penguapan tinggi sehingga
suhu siang hari sangat panas. Pada musim panas, suhu dapat lebih dari 40
.Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat besar. Tumbuhan yang dapat hidup
menahun di gurun adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi terhadap kekurangan ir
dan penguapan yang cepat. Pada umumnya tumbuha yang hidup di gurun berdaun
kecil seperti duri atau idak berdaun. Tumbuhan tersebut berakar panjang
sehingga dapat mengambil air dari tempat yang dalam dan dapat menyimpan air
dalam jaringan spon. Apabila hujan turun,tumbuhan di gurun segera tumbuh,
berbunga dan berbuah dengan cepat. Hal ini dapat terjadi dalam beberapa hari
saja setelah hujan, tetapi sempat menghasilkan biji untuk berkembang lagi pada
musim berikutnya.
6) Tundra
Daerah tundra hanya terdapat di
belahan bumi utara dan kebanyakan di daerah lingkungan kutub utara. Daerah ini
memiliki musim dingin yang panjang dan gelap dan musim panas yang panjang dan
serta terang terus menerus. Daerah tundra di kutub dapat ini dapat mengalami
gelap berbulan-bulan, karena matahari hanya mencapai 23 ½ °LU/LS. Di daerah ini
tidak ada pohon yang tinggi, kalau ada pohon maka pohon itu terlihat pendek
seperti semak. Di daerah tundra ini banyak terdapat lumut terutama sphagnum dan
lichens(lumut kerak). Tumbuhan semusim di daerah tundra biasanya berbunga
dengan warna yang mencolok dengan masa pertumbuhan yang sangat pendek sehingga
pada musim pertumbuhan , pemandangannya sangat indah. Tumbuhan di daerah ini
dapat beradaptasi terhadap keadaan yang dingin sehingga akan tetap hidup
meskipun dalam keadaan beku.
C)
Faktor yang
Mempengaruhi Persebaran Flora
Menurut Rahayu (2014) penyebaran
atau distribusi tumbuhan dalam suatu populasi bisa bermacam-macam, pada umumnya
memperlihatkan tiga pola penyebaran, yaitu sebagai berikut.
1) Penyebaran
secara acak , jarang terdapat di alam. Penyebaran ini biasanya terjadi apabila
faktor lingkungan sangat beragam untuk seluruh daerah dimana populasi berada,
selain itu tidak ada sifat-sifat untuk berkelompok dari organisme tersebut.
Dalam tumbuhan ada bentuk-bentuk organ tertentu yang menunjang untuk terjadinya
pengelompkan tumbuhan.
2) Penyebaran
secara merata, umumnya terdapat pada tumbuhan. Penyebaran semacam ini terjadi
apabila ada persaingan yang kuat antara individu-individu dalam populasi tersebut.
Pada tumbuhan misalnya persaingan untuk mendapatkan nutrisi dan ruang.
3) Penyebaran
secara berkelompok, adalah yang paling umum di alam, terutama untuk hewan.
Pengelompokan ini disebabkan oleh berbagai hal:
a) Respon dari
organisme terhadap perbedaan habitat secara lokal
b) Respon dari
organisme terhadap perubahan cuaca musiman akibat dari cara atau proses reproduksi atau regenerasi.
Sementara itu beberapa faktor yang
mempengaruhi keberadan flora di muka bumi diantaranya ialah faktor klimatik
(iklim), edafik (tanah), dan biotik (makhluk hidup). Menurut Syafe’i (1990: 88)
penjabarannya antara lain sebagai berikut.
1) Faktor Iklim
Faktor-faktor iklim yang berpengaruh terhadap persebaran
flora dan fauna yaitu suhu, kelembaban udara, angin, dan curah hujan
a) Suhu
Sumber panas bagi seluruh permukaan
bumi berasal dari radiasi matahari secara langsung maupun tidak langsung.
Radiasi matahari ke bumi dipancarkan secara merata, akan tetapi karena
perbedaan lintang, derajat keawanan, ketinggian dan albedo maka suhunya akan
berbeda-beda disetiap tempat. Sehubungan dengan itu biasanya tumbuhan dan hewan
beradaptasi terhadap suhu lingkungan
fisiknya, sehingga hanya daerah dengan suhu yang sangat tinggi dan sangat
rendah saja yang tidak dapat didiami oleh makluk hidup secara permanen. Akibat
perbedaan-perbedaan ini beberapa jenis tumbuhan dan hewan telah berhasil
beradaptasi dengan lingkungan tropis yang lembab, dan lainnya beradaptasi
dengan lingkungan dingin dan kering atau lingkungan panas dan kering.
Bagi tumbuhan yang berkembang di
daerah tropis, diperlukan variasi suhu untuk proses perkembangbiakan, berbunga,
berbuah, dan untuk tumbuh daun-daun baru. Begitu pula tumbuhan didaerah dingin
dan kering, memerlukan pola cuaca yang bervariasi untuk melangsungkan
serangkaian proses regenerasinya.
Menurut Somarwoto (2001: 176) berdasarkan
faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok vegetasi, yaitu :
1. Kelompok
vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang hanya berkembang pada saat-saat tertentu saja
terutama pada musim panas. Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini tidur
karena berada dibawah lapisan es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya tumbuhan
annual adalah tumbuhan kecil atau bunga-bungaan di daerah beriklim dingin.
2. Kelompok
vegetasi perennial, yaitu kelompok tumbuhan yang mempunyai mekanisme melindungi
diri dari suhu yang sangat rendah di musim dingin secara bergantian, sehingga
dapat berkembang terus-menerus. Kemampuan inilah menyebabkan kelompok vegetasi
perennial dapat berumur lebih dari satu tahun.
b) Kelembaban
Udara
Kelembaban udara menunjukkan
banyaknya uap air yang terkandung dalam udara. Zat hara penting akan diserap
oleh akar tumbuhan dengan bantuan air. Air juga sangat berperan dalam reaksi
pembentukan bahan organik bagi tumbuhan. Begitu pula bagi manusia dan hewan,
air merupakan kebutuhan yang sangat penting. Berdasarkan Anonim (2011) tingkat
adaptasi terhadap kelembaban lingkungannya, dunia tumbuhan dibedakan menjadi
empat yaitu :
1. Xerofit,
berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos yang berarti tumbuhan.
Jadi xerofit merupakan kelompok tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan
lingkungan yang kekurangan air atau kering. Daerah persebarannya terutama
dikawasan gurun ( kawasan arid ). Contohnya kaktus.
2. Hidrofit,
berasal dari kata hydros yang artinya basah atau berair. Jadi hidrofit adalah
kelompok tumbuhan yang khusus beradaptasi pada lingkungan yang berair atau
basah. Ciri khas vegetasi ini adalah cenderung mempunyai sistem perakaran yang
dangkal, namun daunnya lebar-lebar dengan ruang renik ( stomata ), mempunyai
lapisan-lapisan kulit luar dan daun-daunnya mengarah kearah datangnya sinar
matahari. Contohnya teratai, enceng gondok, paku-pakuan, selada air, kangkung
dan sebagainya.
3. Mesofit,
berasal dari kata meso yang artinya antara atau pertengahan. Jadimesofit
merupakan kelompok vegetasi yang hidup pada daerah-daerah lembab tetapi tidak
sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak terdapat di daerah lintang
rendah ( tropis ) dengan curah hujan yang tinggi dan relatif merata sepanjang
tahun, Contohnya anggrek dan beberapa jenis jamur
4. Tropofit
yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi pada lingkungan dengan
kondisi yang berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak menguntungkan ) . Vegetasi
kelompok ini dapat hidup dengan perubahan musim yang jelas yaitu musim panas
dan musim dingin. Pada umumnya tumbuhan tropofit berupa tumbuhan yang
besar-besar, berdaun lebat dengan cabang-cabang yang banyak dan dikategorikan
sebagai belukar atau pohon-pohon. Berdasarkan ciri tersebut, maka kelompok
vegetasi ini merupakan vegetasi khas daerah tropis.
c) Sinar
Matahari
Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar
matahari sebagai sumber energi untuk proses fotosintesis. Energi ini khususnya
dipergunakan untuk mengubah karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa
dengan membentuk oksigen ( O2) di atmosfer sebagai hasil lainnya. Dengan
demikian sinar matahari yang sampai kepermukaan bumi merupakan sumber energi
bagi tumbuh-tumbuhan dalam rangka melangsungkan kehidupannya.
d) Curah hujan
Air merupakan kebutuhan penting bagi
keberlangsungan flora dan fauna. Bagi lingkungan kehidupan darat, sumber air
untuk memenuhi kebutuhan organisme terutama berasal dari hujan atau bentuk
presipatasi lainnya. Perbedaan curah hujan tiap-tiap wilayah permukaan bumi
menghasilkan karakteristik vegetasi dan juga menyebabkan perbedaan jenis hewan
yang mendiaminya. Hal ini disebabkan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang
menyediakan sumber makanan bagi hewan.
e) Angin
Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk
membentuk CO2 dan memindahkan uap air dan kelembaban dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Angin juga sangat berperan dalam proses penyerbukan dan
penyebaran biji-bijian yang akan menjadi tumbuhan baru.
2) Faktor tanah
Sebagai media tumbuh dan
berkembangnya tanaman, tingkat kesuburan tanah berpengaruh terhadap persebaran
tumbuhan. Faktor tanah dsebut pula faktor edafik yang berasal dari kata edapos
yang artinya tanah atau lapangan. Melihat pola persebaran vegetasi dengan
faktor edafik berarti meninjau tanah dari sudut tumbuhan atau kemampuan
meumbuhkan vegetasi. Faktor fisik dan kimiawi tanah yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman abtara lain tekstur, struktur, dan keasaman tanah.
a) Tekstur
tanah.
Tekstur tanah adalah perbandingan
relatif berbagai partikel tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan
antara pasir, debu dan lempung. Tekstur tanah sangat penting dalam kaitannya
dengan kapasitas menampung air dan udara tanah. Tanah dengan proporsi partikel
–partikel yang lebih besar dapat mempunyai tata air yang baik. Tanah yang halus
biasanya memiliki potidak tersebar merata. Selain itu alirannya juga sangat
lambat sehingga tidak menguntungkan bagi tumbuh-tumbuhan.
b) Struktur
tanah
Struktur tanah adalah susunan atau
pengikatan butir-butir tanah dan membentuk agregat tanah dalam berbagai
kemantapan bentuk dan ukuran. Struktur tanah menyebabkan perbedaan tingkat kemampuan tanah dalam meloloskan air (
porositas ) dan besar pori-pori antara butir-butir tanah ( permeabilitas ).
Porositas dan permeabilitas mempengaruhi penyaluran air, unsur hara dan udara
keseluruh bagian tanah.
c) Keasaman
tanah
Kesuburan tanah sangat dipengaruhi
oleh proses-proses kimia dan pertukaran unsur kimia antar tumbuhan. Tumbuhan
tidak mampu menyerap unsur-unsur hara tanpa diubah dalam bentuk cairan. Jika
keasaman tanah berkurang sampai beberapa tingkat, maka air akan mempunyai
kemampuan yang kecil dalam menahan mineral-mineral untuk diubah menjadi
unsur-unsur hara. Akibatnya sekalipun unsur-unsur hara ada di dalam tanah
tumbuhan tidak mungkin hidup dengan baik disana.
3) Faktor
topografi
Faktor topografi meliputi ketinggian
dan kemiringan lahan. Ketinggian suatu tempat erat kaitannya dengan perbedaan
suhu yang akhirnya menyebabkan pula perbedaan kelengasan udara. Diantara daerah
yang mempunyai ketinggian yang berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang
jenisnya berbeda pula karena vegetasi tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat
adaptasi yang berlainan. Oleh sebab itu kita mengenal jenis-jenis tumbuhan dan
hewan yang khas untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu.
Faktor topografi yang lain adalah kemiringan
permukaan tanah. Permukaan tanah yang miring menyebabkan air cepat menyusuri
lereng. Semakin terjal permukaan semakin besar kekuatan air mengikis permukaan
tanah yang subur, sehingga ketebalan tanah menjadi berkurang. Biasanya tanah
yang miring setiap unitnya mempunyai jumlah flora dan fauna lebih sedikit dari
pada tanah yang relatif rata. Hal ini disebabkan oleh cadangan air cepat hilang
karena bergerak kebawah secara cepat.
4) Faktor
Biotik (Manusia, hewan dan tumbuh – tumbuhan)
Manusia mampu mengubah lingkungan
untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah menjadi daerah
pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan penebangan, reboisasi
atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan tumbuhan dari suatu tmpat ke tempat
lainnya. Selain itu manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan fauna di suatu
tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini
menunjukkan bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna
di dunia ini. Selain faktor tersebut hewan juga memiliki peranan terhadap
penyebaran tumbuhan flora. Misalnya serangga dalam proses penyerbukan,
kelelawar, burung, tupai membantu dalam penyebaran biji tumbuhan. Peranan
faktor tumbuh – tumbuhan adalah untuk menyuburkan tanah. Tanah yang subur
memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuh – tumbuhan dan juga
mempengaruhi kehidupan faunanya. Contoh bakteri saprofit merupakan jenis
tumbuhan mikro yang membantu penghancuran sampah – sampah di tanah sehingga
dapat menyuburkan tanah.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A)
Kesimpulan
Dunia tumbuhan selalu mengalami proses perubahan,
perkembangan dan penyebaran. Perubahan, perkembangan dan penyebaran tumbuhan di
muka bumi ini “seirama” dengan perubahan dan perkembangan faktor intern dan
ekstern. Faktor-faktor biologik sebagai faktor dalam (intern) meliputi
perkawinan silang, mutasi, dan modifikasi genetika dari tumbuhan tersebut
Faktor geografik sebagai faktor loaf (ekstern) meliputi perubahan iklim, tanah,
aktivitas vulkan, dan kerak bumi (Arditama: 2002). Secara garis besar
penyebaran tumbuhan di muka bumi ini dapat digolongkan menjadi delapan kelompok
yaitu berdaun lebar hijau sepanjang tahun, berdaun lebar disertai masa gugur
daun, berdaun jarum hijau sepanjang tahun, rerumputan, bangsa lumut, campuran
tumbuhan berdaun lebar dan jarum hijau sepanjang tahun, berdaun jarum mengalami
musim gugur, dan campuran tumbuhan berdaun lebar hijau sepanjang tahun dan masa
gugur daun. Flora di Indonesia sangatlah banyak. Hal ini pasti dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang mendukung persebaran tersebut. Diantaranya adalah tinggi
rendah dari permukaan laut, jenis tanah, jenis hutan, iklim, pengaruh manusia,
keadaan air dan lain-lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2011. Persebaran Flora Di Indonesia,
(online), (http://themahir.blogspot.co.id/2011/09/persebaran-flora-di-indonesia.html), diakses
pada 25 September 2015
Arditama,
Riski. 2002. Pola Persebaran Tumbuhan,
(online). (http://www.academia.edu/8924220/pola_penyebaran_tumbuhan), diakses
pada 25 September 2015.
McNaughton,
S.J. dan Larry L. 1998. Ekologi Umum. Gajah Mada University: Jogjakarta.
Syafe’i, E.
S. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. ITB.
Bandung
Somarwoto,
O. 2001. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Djambatan.
Rahayu,
Sri. 2014. Persebaran Flora Indonesia,
(online), (http://fromekasrirahayu.blogspot.co.id/2014/05/persebaran-flora-di-indonesia.html),
diakses pada 25 September 2015
Komentar
Posting Komentar