PENGEMBANGAN PARIWISATA TELUK BIRU BANYUWANGI



Teguh Dwi Imanda
S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang
E-mail: teguhdwigeografi2014@gmail.com


Abstrack: Teluk Biru merupakan surga tersembunyi yang terdapat di Banyuwangi. Masih sedikit masyarakat yang mengetahui keberadaannya. Padahal potensi alam dari tempat ini begitu tinggi jika dapat dikembangkan menjadi tempat wisata. Peran masyrakat melelaui komunitas Gerakan Muncar Rumahku membuat kawasan ini semakin asri dan terawat kealamiannya.
Kata Kunci: Teluk Biru, Banyuwangi, Gerakan Muncar Rumahku

Kabupaten Banyuwangi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir giat mengembangkan potensi wisata daerahnya. Potensi wisata ini pun akhirnya mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan dan meningkatkan taraf hidup serta penghasilan mereka. Beberapa tempat wisata yang sudah mulai terkenal di Banyuwangi antara lain Kawah Ijen, Pulau Merah, Baluran, Pulau Tabuhan, dan Teluk Ijo. Meskipun begitu masih ada tempat wisata dengan potensi tinggi yang belum sempat disentuh oleh pemerintah Banyuwangi, salah satunya adalah Teluk Biru.
Sayangnya kawasan wisata Teluk Biru belum terlalu dikembangkan sehingga banyak yang asing dalam mendengar nama tempat wisata ini. Bahkan masyarakat lokal Banyuwangi juga tidak terlalu mengenal tempat wisata ini. Dengan berbagai macam potensi yang dapat  dimanfaatkan, tempat wisata ini layak dikembangkan dan dapat menjadi destinasi utama di Banyuwangi. Oleh karena itu perlu arah pengembangan yang jelas dan kepedulian beberapa pihak sehingga tempat wisata ini dapat menjadi pariwisata andalan Banyuwangi di sektor wisata bawah laut dan bahari.


Lokasi Teluk Biru
Lokasi Teluk Biru berada di Muncar Banyuwangi di balik semenanjung Sembulungan, Teluk ini masih masuk di kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Masyarakat sekitar menyebut teluk biru dengan sebutan Senggrong. Satu-satunya akses menuju lokasi ini adalah melalui jalur laut di pelabuhan Muncar. Nelayan siap mengantarkan wisatawan kecuali di waktu sore sampai malam hari karena nelayan tidak berani berlayar akibat ombak besar di waktu itu. Lokasi yang sulit diakses ini yang membuat banyak wisatawan susah berkunjung ke lokasi.
Potensi Pantai Teluk Biru
Blue Bay mempunyai air relatif tenang, tempat wisata ini sangat cocok untuk kegiatan diving, ski air, swimming, serta kanoing. Teluk Biru menjadi salah satu alternative snorkling di banyuwangi, tidak cuma pantai bama di baluran atau pulau tabuhan. Keindahan bawah laut Blue Bay tak kalah indah dengan dua wisata di atas. Laut disini pula masihlah asri terbukti dari warna lautnya yang biru jernih, itulah mengapa teluk ini disebut Teluk Biru atau Blue Bay. Di Teluk Biru, kita bisa bersnorkeling atau diving untuk menikmati indahnya potensi bawah laut. Terumbu karang yang masih alami dikelilingi oleh ikan-ikan mungil berwarna-warni, menjadi keindahan tersendiri. Selain itu, kita juga dapat melihat indahnya mangrove, kumpulan ikan, dan lobster. Kita pun mampu menonton mutiara di area penangkaran mutiara. Tidak Sedikit spot-spot wisata di sini. Mulai dari pantai untuk snorkling dan bawah laut yang dalam untuk diving.
Keindahan salah satu tempat snorkling di Banyuwangi ini memang tidak dapat dipandang sebelah mata, panorama bawah lautnya memang sangat memanjakan mata ketika pertama kali bersnorkling ditempat ini. Sementara pantai berpasir putih menjadikan mata jernih dan segar saat dipadu dengan warna air laut. Tempat wisata ini dipisahkan oleh tanjung kecil dengan kawasan pantai Perpat. Dibagian tengah, terdapat sungai (sunglon) yang disampingnya terdapat tonjolan daratan disebut sebagai Legon. Pada zona Legon inilah perairannya relatif tenang dan dapat  digunakan untuk beristirahat diatas perahu tanpa takut terkena goncangan ombak. Dibelakang terkadang kita akan menemukan binatang lutung (sebangsa monyet) bergelayutan dari pohon satu ke pohon lainnya. Tak jarang pula dari kejauhan nampak elang laut sedang terbang dan mencari makan untuk anak-anaknya. Hal tersebut bisa menjadi selingan menarik saat bersantai disepanjang pantai yang juga ditumbuhi oleh lamun (rumput laut). Jika beruntung terkadang terdapat bintang laut yang merupakan binatang khas daerah ini sedang terdampar akibat terseret ombak.

Peran Masyarakat Sekitar Pantai Teluk Biru
Kawasan semenanjung Sembulungan merupakan Fishground Area yaitu kawasan tangkap ikan bagi para nelayan Muncar Banyuwangi. Tempat ini juga dikenal sebagai wilayah kantong ikan, karena ikan-ikan yang datang kesini tidak akan pergi lagi karena warna air biru menenangkan. Itulah sebabnya destinasi wisata ini dinamakan Teluk Biru atau Blue Bay Banyuwangi.  
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, produksi perikanan laut Kecamatan Muncar terus mengalami penurunan. Pada tahun 2009 produksi perikanan laut Kecamatan Muncar dapat mencapai 32.782,997 ton. Penurunan yang cukup drastis terjadi pada tahun 2010, dimana terjadi penurunan produksi sebesar 32,75 persen dari produksi tahun 2009 sebesar 32.782,997 ton menjadi 22.046,289 ton ditahun 2010. Sedangkan pada tahun 2013 terjadi kenaikan sebesar 13,98 persen atau naik sebanyak 1.602,475 ton produksi tahun 2011 yaitu 16.526,715 ton menjadi 11.459 ton ditahun 2012 (BPS, 2015:17). Hal tersebut dipicu oleh aktivitas nelayan dalam memanfaatkan sumber daya alam melalui penggunaan alat tangkap yang bersifat merusak (illegal fishing dan over fishing) dan tidak memperhatikan aspek berkelanjutan (sustainability) terhadap lingkugan.
Salah satu gerakan lingkungan yang berkembang tahun 2013-an adalah kelompok yang disebut sebagai Gerakan Muncar Rumahku (Gemuruh). Gemuruh merupakan salah satu gerakan sosial yang berada di Kecamatan Muncar. Gemuruh ini bergerak dalam upaya penyelamatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (SDKP) di daerah pesisir Kecamatan Muncar. Hal tersebut dikarenakan kondisi alam kelautan di Kecamatan Muncar dianggap mengalami kerusakan diakibatkan karena pemanfaatan sumber daya alam yang tidak ramah lingkungan oleh kalangan masyarakat tertentu.
Dulunya para nelayan menangkap ikan dengan cara ilegal antara lain dengan menggunakan bom atau potasium, namun seiring waktu & sosialisasi yang tepat pada penduduk setempat, kegiatan itu mulai jarang dilakukan. Untuk menjaga kelestarian tempat wisata tersebut masyarakat membentuk komunitas bernama Gemuruh (Gerakan Muncar Rumahku). Perkumpulan tersebut bertugas menjaga kelestarian alam sekitar dengan berbagai kegiatan, antara lain penanaman fish apartement (rumah bagi para ikan), transplantasi terumbu karang, serta penanaman pohon mangrove. Terdapat pula budidaya kerang mutiara dikelola oleh PT. DISTY.
Pengembangan Wisata Teluk Biru Banyuwangi
Sebagai salah satu tempat wisata indah di Banyuwangi,sayangnya Teluk Biru belum terlalu berkembang seperti beberapa tempat wisata di Banyuwangi. Hal ini dikarenakan faktor akses menuju lokasi yang sulit dan kurangnya publikasi. Pengembangan wisata Teluk Biru Banyuwangi harus dilakukan dengan bertahap dan efisien. Beberapa pengembagan yang dapat dilakukan di Teluk Biru Banyuwangi sebagai berikut.
1.      Publikasi
Publikasi pantai ini tidak seperti destinasi lain yang ada di Banyuwangi. Hal ini yang membuat Teluk Biru tidak terlalu terdengar dikalangan masyarakat umum. Hal utama dalam pengembangan destinasi ini adalah upaya publikasi, entah melalui media sosial atau bekerja sama dengan pihak Dinas Pariwisata.
Jika Publikasi dapat dilakukan dengan baik, pasti wisata Teluk Biru dapat dikenal dengan baik di masyarakat luar. Salah satu cara publikasi adalah pengadaan event di daerah wisata seperti yang sudah sering dilakukan oleh pemerintah Banyuwangi. Adanya Event ini dapat menjadi magnet dalam menarik wisatawan sekaligus memperkenalkan tempat wisata Teluk Biru Banyuwangi.
2.      Pengadaan Fasilitas Penunjang
Sampai saat ini di Pantai Teluk Biru belum ada fasilitas penunjang yang dapat digunakan oleh wisatawan seperti toilet, kamar ganti, tempat ibadah, penjaga pantai dan warung makanan. Semua fasilitas ini belum tersedia dan masih hanya tersedia di pelabuhan Muncar. Penambahan fasilitas ini menjadi penting agar membuat wisatawan menjadi nyaman ketika berwisata di Teluk Biru.
Penambahan fasilitas penunjang ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan taraf ekonomi masayarakat sekitar. Jika terdapat warung makan atau toilet, dapat dikenakan tarif untuk biaya perawatan. Hal ini tentunya menguntungkan bagi masyarakat sekitar yang masih berfokus pada mata pencaharian nelayan. Setidaknya akan ada opsi mata pencaharian lain yang bisa dikembangkan jika fasilitas penunjang dapat dilengkapi.
3.      Akses Menuju Lokasi
Seperti yang diketahui bahwa yang menyebabkan jarangnya tempat wisata ini diketahui  oleh masyarakat umum bahkan oleh masyarakat lokal Banyuwangi adalah lokasi tempat wisata ini yang sulit diakses atau dituju. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam menanggulangi masalah ini adalah mempermudah akses menuju lokasi tempat wisata. Sehingga harapannya wisatawan lebih banyak yang tertarik menuju ke tempat wisata.
Satu-satu nya akses yang sekarang dapat dilalui adalah akses lewat jalur laut. Wisatawan harus menuju pelabuhan Muncar terlebih dahulu, menyewa perahu nelayan disana baru bisa berangkat. Sehingga terkesan belum ada sistem paket yang memudahkan wisatawan. Apalagi harga setiap perahu masih bervariasi karena belum ada yang mengatur masalah biaya menuju ke lokasi.
Hal yang bisa dilakukan dalam menyederhanakan akses ini adalah sistem paket yang dapat diberikan oleh wisatawan. Masyarakat sekitar dapat memberikan paket wisata menuju teluk biru mulai dari berangkat ke lokasi sampai dengan pulang. Sehingga harga yang diterapkan semua nelayan atau masyarakat sekitar juga akan sama. Paket ini juga dapat dikembangkan menjadi paket yang lebih lengkap lagi seperti paket yang selanjutnya yang terdapat peralatan selam atau snorkling atau ditambah lagi sampai pelatan camp di Pantai Teluk Biru.
4.      Pemberdayaan Organisasi Masyarakat Setempat
Sampai saat ini belum ada pihak yang secara resmi bertanggung jawab dalam pengelolaan Teluk Biru. Oleh karena itu, penulis memberikan solusi agar Wisata Teluk Biru dikelola oleh Organisasi Masyarakat setempat yang juga sudah terkenal peduli dengan kelestarian alam daerah tersebut yaitu komunitas Gerakan Muncar Rumahku. Komunitas Gerakan Muncar Rumahku merupakan komunitas yang peduli dengan kelestarian pantai dan laut yang terdapat di daerah tersebut sehingga jika dikelola oleh organisasi yang peduli dengan lingkungan diharapkan tempat wisata tersebut dapat ramah dengan alam yang ada.
Komunitas Gerakan Muncar Rumahku juga merupakan komunitas yang keanggotaannya merupakan masyarakat sekitar atau masyarakat yang tinggal di daerah Muncar dan mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Sehingga harapannya jika dikelola oleh masyarakat setempat, maka taraf hidup masyarakat naik karena mendapatkan penghasilan tambahan selain dari hasil nelayan. Masyarakat yang tidak berprofesi sebagai nelayan pun dapat diberdayakan .
KESIMPULAN
Teluk Biru Banyuwangi merupakan sebuah taman wisata laut yang memiliki keindahan air dan panorama dasar laut yang memukau. Suasana di teluk ini masih sangat alami, baik air laut maupun lokasi nya. Tak heran jika warna air laut nya sangat jernih, dan nama Teluk Biru sendiri dilatar-belakangi oleh kejernihan airnya yang nampak kebiru biruan. Teluk Biru memang belum seterkenal tempat wisata lain di Banyuwangi. Salah satu penyebabnya adalah akses menuju ke lokasi yang sulit dan hanya bisa dijangkau menggunakan jalur laut. Satu-satunya akses menuju lokasi ini adalah melalui jalur laut di pelabuhan Muncar. Lokasi Teluk Biru berada di Muncar Banyuwangi di balik semenanjung Sembulungan, Teluk ini masih masuk di kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Masyarakat sekitar menyebut teluk biru dengan sebutan Senggrong.
Dulunya para nelayan menangkap ikan dengan cara ilegal antara lain dengan menggunakan bom atau potasium, namun seiring waktu & sosialisasi yang tepat pada penduduk setempat, kegiatan itu mulai jarang dilakukan. Untuk menjaga kelestarian tempat wisata tersebut masyarakat membentuk komunitas bernama Gemuruh (Gerakan Muncar Rumahku). Perkumpulan tersebut bertugas menjaga kelestarian alam sekitar dengan berbagai kegiatan, antara lain penanaman fish apartement (rumah bagi para ikan), transplantasi terumbu karang, serta penanaman pohon mangrove. Pengembangan yang dapat dilakukan di Teluk Biru dapat dilakukan dari segi publikasi, pengadaan fasilitas penunjang, penyederhanaan akses menuju lokasi, dan pemberdayaan masyarakat sekitar.








DAFTAR PUSTAKA

Alfri. 2015. Blue Bay, Teluk di Banyuwangi yang Serasa Liburan Mewah di Luar Negeri, (online), (http://travelingyuk.com/blue-bay-banyuwangi/9005/), diakses pada 2 Mei 2017.
Banyuwangi Tour Agent. 2016. Teluk Biru Banyuwangi, (online), (http://www.banyuwangitouragent.com/2016/06/teluk-biru-muncar-banyuwangi.html), diakses pada 2 Mei 2017.
Bhisma Tour. 2015. Wisata Teluk Biru Banyuwangi, (online), (http://banyuwangiadventure.com/wisata/blue-bay-banyuwangi-wisata-teluk-biru/), diakses pada 2 Mei 2017.
BPS. (2015). Statistik Daerah Kecamatan Muncar 2015. Banyuwangi: BPS.
Teluk Love. 2016. Pesona Keindahan Teluk Biru, (online), (http://www.teluklove.com/2016/10/pesona-keindahan-blue-bay-atau-teluk.html), diakses pada 2 Mei 2017.
Tabloid Wisata. 2017. Teluk Biru, Surga Tersembunyi di Banyuwangi, (online), (http://www.tabloidwisata.com/teluk-biru-banyuwangi-lokasi-rute/), diakses pada 2 Mei 2017.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTERISTIK CITRA SATELIT

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) BANYUWANGI - SECARA UMUM

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI DALAM KURIKULUM 2013