VIDEO DOKUMENTER “CARI HUTAN/ IN SEARCH OF FOREST – FLORIAN AUGUSTIN”

VIDEO DOKUMENTER
“CARI HUTAN/ IN SEARCH OF FOREST – FLORIAN AUGUSTIN”

Teguh Dwi Imanda
S1 Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang
E-mail: teguhdwigeografi2014@gmail.com


Abstrack: Kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia dan Kalimantan pada khsusunya sudah sangat memprihatinkan. Pulau yang terkenal dengan keberagaman hayatinya perlahan mulai berkurang. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya deforestasi. Pemerintah, perusahaan, masyarakat lokal dan pendatang adalah semua pihak yang harus bertanggung jawab. Dilema antara pilihan lingkungan, ekonomi, dan modernisasi juga menjadi salah satu faktor masalah yang berlarut-larut.
Kata Kunci: Deforestasi, Kalimantan, Hutan, Lingkungan

Video dokumenter ini merupakan video yang dibuat sendiri oleh Florian Augustin, sseorang pecinta lingkungan asal Jerman. Alasan Florian Augustin datang ke Indonesia khususnya pada pulau Kalimantan adalah untuk menginvestigasi dan melihat langsung deforestasi yang terjadi di Indonesia. Terdapat delapan part dalam pembuatan video ini, dalam setiap video nya menceritakan bagaimana Florian Augustine datang ke setiap penjuru Kalimantan untuk meihat langsung dan menginvestigasi penyebab terjadinya deforestasi. Menurut Florian Augustine Indonesia adalah sebuah negara yang besar dan salah satu negara dengan tingkat biodiversity terbesar di dunia, Indonesia juga menjadi negara dengan tingkat deforestasi terbesar kedua. Hal ini menjadi dasar Florian Augustin datang dan memilih Indonesia. Dengan pembahasan video ini diharapkan akan timbul sikap kritis mengenai penyebab deforestasi terutama di Indonesia dan sikap peduli serta sadar mengenai keadaan lingkungan di sekitar kita.



Penyebab Deforestasi
Salah satu alasan Florian Augustin datang ke Indonesia adalah untuk menginvestigasi penyebab dari deforestasi yang terjadi di Indonesia. Awal mula Dia berangkat ke Indonesia dia membawa argumen bahwa deforestasi yang terjadi di Kalimantan mayoritas di sebabkan oleh industri kelapa sawit yang menjamur yang menyebabkan alih fungsi lahan dari kawasan hutan menjadi perkebunan kelapa sawit. Sayangnya argumen awalnya ini salah karena ternyata industri dan perkebunan kelapa sawit hanya satu dari beberapa faktor utama penyebab deforestasi yang terdapat di Indonesia dan Kalimantan pada khususnya.
Jika kita menonton video ini dari part satu sampai dengan part delapan maka kita akan menyimpukan ada lima penyebab utama deforestasi yang terjadi di Indonesia, antara lain kebakaran hutan, penebangan liar, tambang, perkebunan kelapa sawit, dan sistem penegakan hukum yang lemah. Dalam sistem penegakan hukum yang lemah ini nantinya akan berketerkaitan dengan tingkat korupsi di Indonesia. Hal ini berbeda satu poin dari apa yang disampaikan Prof. Bungaran Saragih, yang menyebutkan faktor utama deforestasi hanya empat tanpa adanya sistem penegakan hukum yang lemah.
Faktor lain yang juga berperan dalam percepatan deforestasi di Indonesia adalah faktor kebijakan pemerintah. Kebijakan tersebut antara lain adalah proyek satu juta hektar lahan pertanian, proyek yang tidak diimbangi dengan analisa lingkungan jangka panjang ini menjadi salah satu cikal bakal percepatan Deforestasi yang terdapat di Indonesia. Pelaksanaan proyek ini membuat banyak hutan yang sengaja dibakar sebagai upaya percepatan pembukaan lahan untuk kawasan pertanian.
Pro dan kontra terhadap perkebunan kelapa sawit juga ditampilkan dalam video dokumenter ini. Prof. Bungaran Saragih, seorang ahli lingkungan berpendapat bahwa kebijakan kelapa sawit memang meninggalkan beberapa permasalahan, meskipun begitu kebijakan kelapa sawit waktu itu di pakai karena krisis ekonomi yang terjadi dan melihat juga pasar yang sedang memiliki minat tinggi dalam hasil dari industri ini. Prof. Bungaran Saragih juga berpendapat hanya tiga persen dari total wilayah Indonesia yang hanya dipakai untuk perkebunan dan industri kelapa sawit sehingga bagi beliau dengan presentase yang kecil ini tentu saja tidak menyebabkan berbahaya yang berlebihan. Akan tetapi memang benar seperti yang disampaikan Florian Augustin bahwa memang hanya tiga persen dari total wilayah Indonesia, tapi apakah juga tiga persen dari total kerusakan hutan yang ada di Indonesia.

Pendapat Masyarakat Lokal Mengenai Deforestasi
Salah satu hal yang penulis sukai dari pembuatan video dokumenter ini dimana Florian Augustin tidak hanya melihat penjelasan dari ahli-ahli lingkungan tapi dari masyarakat lokal yang terdapat di lokasi juga. Hal ini jauh lebih memberikan informasi mengenai sejarah deforestasi di daerah tersebut dari pada pendapat berbagai macam ahli. Berbagai macam penduduk lokal memiliki pendapat yang berbebeda meskipun mayoritas dari mereka (yang terdapat dalam video) sebenarnya tidak setuju terhadap ilegal loging karena dianggap hanya akan merusak lingkungan dan membuat kehidupan generasi penerus semakin susah. Beberapa pendapat masyarakat lokal bahkan menunjukan tingkat pemahaman masyarakat lokal terhadap lingkungan tidak lah rendah,
Menurut Pak Sangren, seorang petani dari Kalimantan Timur bahwa penebangan liar dimulai pada tahun 1970an ketika mesin-mesin penebang pohon datang. Mesin-mesin tersebut yang mulai sedikit demi sedikit menghabiskan hutan sementara ketika ditanya pilihannya antara ekonomi dan lingkunan maka beliau menjawab dengan jawaban yang menginspirasi yaitu dua-duanya karena ekonomi itu untuk kehidupan begitu pula lingkungan yang juga untuk kehidupan. Begitu pula ketika bertemu dengan Irsa Marzuki dimana dia menceritakan bahwa pemerintah sebenarnya sudah mempunyai progam anti ilegal loging tapi yang ditangkap hanya yang kecil-kecil. Dia juga menceritaakan bahwa kayu besar yang ada di Kaltim sudah hampir habis, hal ini karena pola pikir masyrakat yang memilih mengambil kayu tersebut dari pada nanti diambil oleh orang luar. Hal ini juga berkaitan dengan kondisi ekonomi yang buruk dari masyarakat sekitar. Sementara menurut pak Hardiansyah yang seorang guru, penambangan liar besar-besaran terjadi pada kurun waktu 1998-2000 ketika terjadi krisis ekonomi, ketika itu pemerintah mengeluarkan ijin HPH (Hak Pengelolaan Hutan) dimana banyak industri yang kemudian memanfaatkannya. Pada saat kondisi ekonomi saat itu yang sedang terpuruk dan masyarakat cemburu karena ijin HPH maka masyarakat ikut menebang hutan sehingga terjadi percepatan deforestasi.
Banyak pendapat dan keresahan masyarakat bermunculan dalam video dokumenter ini. Mulai dari masyarakat yang menyalahkan pemerintah, masyarakat lokal itu sendiri, perusahaan-perusahaan, sampai masyarakat pendatang (terutama dari pulau Jawa). Banyaknya pendapat ini membuktikan ke begitu kompleksnya masalah kebakaran hutan yang terjadi di Kalimantan. Penyebab masalah mungkin dapat di umumkan menjadi beberapa sumber masalah akan tetapi sumber permasalahan ini sudah terlanjur berakar dan bercabang kemana-mana.

Antara Lingkungan, Ekonomi, dan Modernisasi
Topik ini merupakan suatu permasalahan yang sering menimbulkan pro dan kontra dalam berbagai pihak. Pada part empat dan part delapan kita dapat melihat bahwa Florian Augustin sendiri menyadari bahwa akan sangat sulit menentukan pilihan kita harus tetap menjaga lingkungan sementara disisi lain kita menuntut modernisasi dan perbaikan ekonomi. Penulis berpendapat dalam video dokumenter Cari Hutan ini permasalahan utama yang sebenarnya terjadi adalah kebimbangan pilihan antara lingkungan, ekonomi dan modernisasi. Jika kita melihat kondisi masyarakat di Kalimantan maka kita akan melihat dimana mereka berada pada kelas menengah ke bawah dimana mereka sangat bergantung pada hutan dan alam. Ketika mereka berada pada garis kemiskinan maka yang mereka lakukan adalah memanfaatkan lahan luas yang mereka miliki. Berfikir lingkungan menjadi hal yang tidak lagi dilakukan ketika mereka mengalami kenyataan bahwa mereka butuh bertahan hidup. Disisi lain pula tuntutan masyarakat umum agar sejajar dengan masyarakat lain dalam tingkat modernisasi (komunikasi, transportasi, edukasi) menjadi tuntutan setiap individu yang pasti ingin perkembangan hidupnya lebih maju lagi dari pada sekarang (dalam part empat). Hal ini lah yang sebenarnya membuat dilema ketika kita mulai memandang tidak hanya dari satu sudut pandang karena sebenarnya masyarakat lokal adalah masyarakat yang sadar akan lingkungan tapi juga tidak bisa berbuat banyak ketika dihadapkan pada realita kehidupan.
Begitu pula Florian Augustin yang sebenarnya juga menyadari hal ini. Negara di Eropa mengkritisi deforestasi sampai memberikan biaya agar mencegah kerusakan hutan dalam kebijakan REDD (Reduced Emission through Deforestation and Forest Degredation). Florian Augustin menyadari kenapa negara di Eropa mendukung perawatan lingkungan hidup karena hutan di sana sudah terlebih dahulu habis akibat fenomena yang sama demi terciptanya modernisasi. Beberapa solusi memang kini mulai bermunculan mulai dari pembangunan berwawasan lingkungan, segitiga pembangunan dan lain sebagainya. Jika kita menggunakan paradigma berfikir kritis maka kita tidak akan bisa tidak condong, maka antara lingkungan, ekonomi dan modernisasi pasti akan condong ke salah satu dan bersiap untuk mengorbankan yang lain.

KESIMPULAN
Penyebab deforestasi menurut penulis terbagi secara makro menjadi lima yaitu kebakaran hutan, penebangan liar, tambang, kelapa sawit, dan sistem penegakan hukum yang lemah. Lima hal ini adalah makro penyebab deforestasi yang sebenarnya mengakar dan menjadikan masalah penyebab deforestasi ini menjadi masalah yang kompleks. Dalam video dokumenter ini juga ditampilkan berbagai macam pendapat dari masyarakat mengenai lingkungan dan deforestasi dimana terlihat bahwa masyarakat pada umumnya sebenarnya paham akan wawasan lingkungan dan mereka mengetahui kerusakan lingkungan yang sudah terjadi di sekitar mereka. Berbagai macam opini tentang siapa yang salah juga dikeluarkan oleh masyarakat mulai dari menyalahkan pemerintah, masyarakat lokal, perusahaan, bahkan masyarakat pendatang. Sementara itu kebimbangan yang terjadi pada masyarakat sekarang ini adalah mereka membutuhkan ekonomi yang lebih baik, modernisasi dan juga lingkungan yang masih tetap terjaga.


DAFTAR PUSTAKA

Augustin, Florian. 2011. Cari Hutan / In Search Of Forest, (online), (Augefilm.blog.com), Diakses pada 2015.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KARAKTERISTIK CITRA SATELIT

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) BANYUWANGI - SECARA UMUM

PERMASALAHAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI DALAM KURIKULUM 2013